INFOSEMARANGRAYA.COM - Dunia ini sangat cukup sekali untuk memenuhi seluruh kebutuhan manusia, tapi tidak akan cukup memuasi kerakusan segelintir orang.
Mengapa? Karena kerakusan itu tidak ada batasnya. Kerakusan itu tidak dibatasi oleh ukuran mulut, pun luasnya perut.
Kerakusan itu meluas tanpa batas. Tidak ada apapun yang bisa memenuhinya. Dia meminta terus dan terus tanpa henti sekalipun seisi dunia telah ditelannya.
Di Dalam kitab sudah dijelaskan “Ma dha Khasir al-Alam bi Inhithath al-Muslimin” Abu al Hasan al-Nadwi menggambarkan kerakusan manusia sebagai berikut:
“تضخَّمت معِدةُ الحِرصِ في الإنسان؛ حتى صارت لا يُشبعُها مِقدارٌ من المال، وتَوَلَّدَ في الناسِ غليلٌ لا يُرْوى، وأُوار لا يُشفى، وأصبحَ كلُّ واحدٍ يحملُ في قلبِه جهنمَ لا تزالُ تبتلعُ وتستزيدُ، ولا تزال تنادي: هل من مزيد؟ هل من مزيد؟”.
“Perut yang rakus itu meluas sedemikian rupa dalam diri manusia, sehingga tidak lagi bisa dipuasi oleh berapapun banyaknya harta; kemarahannya tidak bisa dipadamkan; rasa sakitnya tidak bisa disembuhkan. Tiap orang membawa jahanam di dalam hatinya yang terus menelan apa saja tapi terus meminta lebih dan lebih”.
Sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari, suatu hari Ibnu ‘Abbas mendengar Rasulullah bersabda:
لَوْ كَانَ لاِبْنِ آدَمَ وَادِيَانِ مِنْ مَالٍ لاَبْتَغَى ثَالِثًا، وَلاَ يَمْلأُ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلاَّ التُّرَابُ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ ”.