Belajar Cinta dari Rabiah Al Adawiyah, Perempuan Pembawa 'Agama Cinta' yang Mencintai Tanpa Berharap Balasan

2 Januari 2024, 07:05 WIB
Ilustrasi - Belajar Cinta dari Rabiah Al Adawiyah, Perempuan Pembawa 'Agama Cinta' yang Mencintai Tanpa Berharap Balasan /Pixabay/Pezibear

INFO SEMARANG RAYA - Rabiah Al Adawiyah, sosoknya yang tak asing dalam dunia tasawuf dan merupakan perempuan pembawa 'agama cinta.'

Rabiah Al Adawiyah lahir di Irak, sejak kecil sudah hafal Al-Qur'an, cerdas berilmu, tenang, serta terkenal dengan mahabbatullah-nya.

Beliau empat bersaudara, ayahnya meninggal dunia saat Rabiah Al Adawiyah menginjak usia remaja.

Sang ayah lah yang banyak mewarnai motivasi ibadah dan pemikirannya, hampir semua doa yang dibaca sang ayah, beliau langsung bisa meniru dan hafal.

Baca Juga: Dahsyatnya Membaca Sholawat di Kehidupan Sehari Hari, Dilengkapi Cerita yang Menarik dari Ustadz Yusuf Mansur

Beliau merupakan sosok penggiat bahwa ibadah itu karena cinta, tak lagi berharap surga ataupun neraka namun semata-mata hanya berharap ridho-Nya.

Pernah suatu hari, ada seorang laki-laki yang mendekati dan berkata kepada Rabiah Al Adawiyah, "aku mencintaimu dan ingin menikah denganmu."

Kemudian Rabiah Al Adawiyah bertanya, "apa alasan kau mencintaiku?"

Karena matamu yang indah dan karena kamu shalihah," jawab laki-laki tersebut.

Rabiah Al Adawiyah pun membalas ucapannya, "aku punya adik kandung yang matanya lebih indah dariku dan dia juga shalihah, maukah kamu dengannya? Dan dia ada di belakangmu."

Laki-laki itu pun menoleh ke belakang, sehingga Rabiah berucap kembali, "bagaimana mungkin jika cinta harus menoleh ke yang lain?"

Baca Juga: Cerita Tentang Nabi Isa AS : Kelahirannya adalah Hari yang Penuh dengan Kedamaian dan Keberkahan

Ma syaa Allah, kisah tersebut memberi tahukan kepada kita jika memang benar ia cinta tidak mungkin ia akan menoleh pada hal-hal indah lain.

Semakin tinggi iman seseorang, semakin tinggi spiritualitas seseorang biasanya ia akan semakin tulus.

Sungguh, cinta Rabiah Al Adawiyah bukanlah cinta yang mengharapkan balasan.

Biasanya, bila cinta kita kepada Allah tulus maka akan lebih mudah tulus kepada pasangan ataupun kepada manusia lain.

Jadi agar cinta kita bisa tulus kepada pasangan dan manusia maka belajar lah dulu untuk tulus mencintai Allah.***

Editor: Muhammad Abdul Rosid

Sumber: Vi Azhar Ihsan

Tags

Terkini

Terpopuler