INFOSEMARANGRAYA.COM - Khazanah kali ini akan membahas tentang keistimewaan dari membaca sholawat.
Khazanah ini tentang sholawat sebagai sunnah yang sangat dianjurkan, mengucapkan pujian kepada Nabi Muhammad SAW.
Terdapat hadist yang mengatakan jika membaca sholawat pada waktu tertentu dapat mengabulkan 100 hajat, temukan selengkapnya dalam khazanah ini.
Baca Juga: Inilah Kejaiban Doa yang Dirasakan Ustadzah Oki Setiana Dewi Menghadiri Podcast The Sungkar
Ustadz Setiawan Tugiyono dalam yang dimuat dalam berbagai sumber membenarkan adanya hadist terkait membaca sholawat 100x yang dapat mengabulkan 100 permintaan.
Hadist tersebut dikeluarkan oleh Al-Hafidz Ahmad bin Musa yang bunyinya:
“Barangsiapa bersholawat padaku 100x saat waktu subuh sebelum berbicara, maka Allah akan kabulkan 100 hajat, 30 di antaranya disegerakan, dan 70 lainnya diakhirkan. Dan bagi yang melakukannya waktu magrib juga demikian.”
Pendakwah Aji Panqestu dalam potongan dakwah yang diunggah akun Malik18 di Tiktok dan telah ditonton sebanyak 18,7 juta kali pun mengatakan hal yang sama.
Bahwasanya membaca sholawat sebanyak 100x setelah sholat magrib dan subuh akan mengabulkan 100 permintaan, 70 di dunia dan 30 di akhirat.
Adapun cara membaca sholawat tersebut diawali dengan membaca QS. Al-Ahzab ayat 56 yang artinya:
“Sesungguhnya Allah dan para Malaikat-Nya bersholawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bersholawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.”
Baca Juga: Takut Kesulitan dalam Hidup? Tidak Perlu Pergi Ke Dukun, Amalkan Doa ini agar Dijauhkan dari Ujian
Habib Muhammad Al-Habsyi dalam ceramahnya yang dilansir dari berbagai sumber menyebut sholawat ini sebagai pengabul hajat.
Dalam ceramahnya, beliau mengatakan, “Barangsiapa yang setelah subuh dan magrib membaca sholawat atas Nabi Muhammad sebanyak 100x, maka Allah kabulkan 70 hajat akhirat dan 30 hajat dunia.”
Namun, kembali pada pernyataan Ustadz Setiawan Tugiyono, hadist tersebut ternyata memiliki sanad yang lemah.
Dalam artikel yang ditulisnya, Ustadz Setiawan Tugiyono menuliskan bahwa sanad dari hadist tersebut adalah lemah sebagaimana komentar oleh Al-Imam Al-Sakhowi.
“Hadist di atas dikeluarkan oleh Al-Hafidz bin Musa dengan sanad yang lemah.” (Lihat kitab Al-Qoulu Al-Badi’ halaman 169).
Sehingga, meskipun hadisnya ada, tetapi sanad atau periwayatan hadisnya tergolong lemah (hadist dha’if).
Namun, terlepas dari lemahnya hadist yang dimaksud, membaca sholawat atas Nabi Muhammad tentu akan membawa keberkahan tersendiri.
Nabi Muhammad SAW pernah bersabda yang artinya:
“Apabila salah seorang di antara kamu membaca sholawat, hendaklah dimulai dengan mengangungkan Allah Azza wa Jalla dan memuji-Nya. Setelah itu, bacalah sholawat kepada Nabi Muhammad SAW. Dan setelah itu, barulah berdoa dengan doa yang dikehendaki.” (HR. Ahmad, Abu Daud, dan Tirmidzi).
Semoga khazanah ini dapat menambah wawasan bagi kita semua dan menjadi amalan jariyah. Aamin.***