Kok Bulutangkis Produksi UMKM Batang Lulus Setifikasi Internasional dan Tembus Pasar Luar Negeri

25 Februari 2022, 21:13 WIB
Industri rumahan produksi shuttlecock tembus pasar internasional /Humas Jateng

INFOSEMARANGRAYA.COM – Prestasi membanggakan datang dari IND Shuttlecock, sebuah industri rumahan yang memproduksi shuttlecock atau kok bulutangkis asal Batang ini telah lulus sertifikasi internasional dan tembus pasar luar negeri.

Salah satu UMKM asal Batang, IND Shuttlecock, baru-baru ini menarik perhatian Butapi Batang Wihaji, untuk mengunjungi rumah produksi kok bulutangkis satu ini.

Pasalnya, kok bulutangkis produksi rumahan ini telah lulus sertifikasi dari Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI), dan bahkan sertifikasi internasional dari Badminton World Federation (BWF).

Baca Juga: SMK Negeri di Jateng Siap Terima Pendaftaran Siswa Tidak Mampu Gratis, Catat Tanggalnya!

Informasi mengenai prestasi membanggakan dari salah satu UMKM Batang tersebut disampaikan oleh Wahiji saat diirnya mengunjungi rumah produksi IND Shuttlecock di Pasekaran, Kecamatan Batang, Kabupaten Batang.

“Ini luar biasa walaupun diproduksi secara tradisional. Shuttlecock sudah dipasarkan ke 30 provinsi di Indonesia dan lima negara,” kata Wahiji saat mengunjungi rumah produksi kok bulutangkis tersebut.

IND Shuttlecock sendiri merupakan salah satu UMKM Batang yang berfokus pada produksi kok bulutangkis yang telah memiliki omset perbulan hingga ratusan juta.

Baca Juga: Universitas Diponegoro Adakan Pemeriksaan Kesehatan bagi Warga Terdampak Erupsi Gunung Semeru

UMKM yang dikeola oleh Ahda Al Faizu ini bahkan memiliki omzet perbulan mencapai Rp 500 juta.

Meskipun hanya mempekerjakan 10 tenaga kerja, IND Shuttlecock bisa memproduksi 1.200 buah kok bulutangkis setiap harinya.

Melihat adanya potensi yang besar dari rumah usaha satu ini, Wihaji memerintahkan Disperindaskop melakukan pembinaan terhadap UMKM yang memproduksi kok bulutangkis ini melalui pelatiha SDM guna memenuhi kebutuhan tenaga kerja bagi pembuat kok bulutangkis.

Baca Juga: CEO PRMN Temui Wali Kota Gibran, Kenalkan PRMN dan Promedia, Sudah Miliki 200 Portal Media

Di sisi lain, Ahda Al Faizu, pemilik IND Shuttlecock mendapatkan kepiawaian membuat kok bulutangkis tersebut dari pengalamannya bekerja di sebauh UMKM sejenis yang berada di Malang.

Dengan tekad yang kuat Ahda berusaha untuk memproduksi kok bulutangkis di kota kelahirannya.

“Saya punya tekad dan cita-cita, akhirnya saya pulang ke Batang dan memproduksi kecil-kecilan. Alhamdulillah, shuttelcock (produksinya) diterima di pasaran.” Ujar Ahda Al Faizu, pemilik UMKM IND Shuttlecock.

Baca Juga: Akibat Hujan Deras, Beberapa Wilayah Temanggung Terjadi Longsor

Sebagai produsen yang telah telah berhasil memasarkan produksinya ke seluruh Indonesia dan bahkan hingga tembus pasar luar negeri, UMKM Batang satu ini juga menyediakan dua ukuran berbeda.

Sesuai dengan regulasi dari WBF, kok bulutangkis yang dijual ke pasar luar negeri memiliki berat 5,0-5,2 gram. Sedangkan, untuk kok bulutangkis yang dipasarkan di Indonesia di sesuaikan dengan standar regulasi dari PBSI, yaitu seberat 4,9 gram.

Sayangnya rumah produksi yang telah mendapatkan sertifikasi internasional dan bahkan memiliki pasar luar negeri ini masih memasok bahan baku dari luar negeri karena bahan baku lokal belum bisa mencukupi.

Baca Juga: Warga Wadas, TNI, dan Polri Bersatu, Gelar Baksos Bersama di Tiga Dusun, Begini Kondisi Terkini di Wadas

Sebagai kok bulutangkis yang telah mendapatkan sertifikasi internasional sekelas BWF, satu slof kok bulutangkis produksi IND Shuttlecock dihargai mulaid ari Rp 35.000 hingga Rp 80.000 saja.

IND Shuttlecock, UMKM Batang ini menjadi bukti kesuksesan produk rumahan Indonesia yang telah lulus sertifikasi internasional untuk kok bulutangkis produksinya dan bahkan tembus ke pasar luar negeri.

Informasi mengenai berita di atas dilansir dari laman jatengprov.go.id dengan judul artikel “’Shuttlecock’ Buatan UMKM Batang Tembus Pasar Mancanegara” yang diunggah pada 25 Februari 2022.***

Editor: Maruhum Simbolon

Tags

Terkini

Terpopuler