Baca Juga: Cerpen Kehidupan: Seorang perempuan Mencintai Dirinya Sendiri
Azima menatap layar laptopnya dan berniat untuk merampungkan novelnya yang tinggal beberapa bagian lagi menuju ending.
Asalamualaikum, Zim." Suara itu membuat Azima menoleh dan melihat sosok pemuda berkemeja cokelat dan memakai kacamata tersenyum sopan.
"Waalaikumsalam, Kian."
Hanya ada perasaan Azima yang tumbuh sendirian dan perasaan Kian sudah tumbuh di hati yang lain.
Azima memutuskan untuk merelakan dan mengikhlaskan cinta yang dia miliki. Azima akan belajar untuk melepaskan perasaan itu.
Perempuan itu mengerti, bukankah cinta tidak harus memiliki? Cinta tidak harus memaksa satu sama lain untuk punya perasaan yang sama.
Cara Azima mencintai Kian adalah dengan merelakan lelaki itu dengan cinta yang dia pilih untuk hatinya.
Azima percaya Tuhan tidak pernah salah dalam menetapkan sesuatu. Mungkin Kian memang bukan takdir cinta untuk Azima.
Aku harap kamu selalu bahagia, Kian.***