Masa Pandemi, Warga Boyolali Sulap Kaleng dan Tong Bekas Jadi Kerajinan Ini!

- 23 Februari 2021, 13:35 WIB
Kerajinan tong limbah cat asal Desa Gagaksipat,Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali, Senin (22/02/2021).
Kerajinan tong limbah cat asal Desa Gagaksipat,Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali, Senin (22/02/2021). /

INFOSEMARANGRAYA.COM, Pandemi Covid-19 tak menjadi penghalang bagi Siti Restami untuk mengembangkan kreativitas dan inovasi terbarunya dalam mengolah limbah kaleng dan tong bekas di Desa Gagaksipat, Kecamatan Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah.

Seperti yang kita ketahui, adanya pandemic Covid-19 membuat beberapa sektor ekonomi di Indonesia melemah. Untuk itu banyak masyarakat yang beralih untuk membuka usaha agar bisa bertahan dan tetap eksis di masa pandemic ini.

Tak terkecuali wanita berusia 36 tahun ini, ia berhasil menyulap kaleng bekas yang biasanya berserakan di luar sana menjadi kerajinan yang bernilai jual dan bermanfaat bagi masyarakat.

Baca Juga: Keren! Komoditas Jengkol di Sumbar Tembus Pasar Ekspor Jepang

"Kami tetap produksi dari bahan baku limbah kaleng, tetapi kami juga membuat kerajinan tong tempat cuci tangan dari limbah tong cat yang sedang banyak dicari konsumen pada masa pandemi," kata Siti pada Senin 22 Februari 2021.

Dengan mengandalkan keahliannya dalam melukis, Siti Restami menghias kaleng dan tong bekas dengan lukisan yang indah dan lucu untuk kemudian dibuat menjadi barang berharga seperti celengan, kaleng makanan, dan cendera mata lainnya.

Siti memanfaatkan masa pandemic ini untuk berinovasi mengolah limbah tong atau ember bekas cat menjadi tong tempat cuci tangan. Pada kerajinan tersebut tak lupa dihiasi coretan lukisan yang indah agar terlihat menarik.

Baca Juga: Ini Cara Radhend Industry Konveksi dan Sablon Mengembangkan Usahanya

Kegemaraannya melukis dengan media kaleng ia tekuni sejak 2011 hingga sekarang dan berhasil membawa berkah di masa pandemic seperti ini.

Tak heran, usaha kerajinan bernama “Sasa Istina Kelang” yang telah ia rintis sejak dulu mulai kebanjiran orderan. Apalagi di masa pandemic ini, setiap bulan permintaan mencapai 50 tong yang berukuran 25 liter.

"Kami dengan dibantu dua tenaga kerja kemampuan produksi rata-rata hanya sekitar 50 buah per bulan. Harga setiap tong tempat cuci tangan dijual Rp125 ribu per buah," katanya.

Selain itu kerajinan kursi dari limbah tong cat dan meja yang unik juga banyak diminati konsumen. Harga kursi dari limbah tong cat hanya dijual Rp150.000 per buah, dan meja juga dijual Rp150.000 per buah.
Baca Juga: Pasca Brexit, Kemendag Usulkan Hal Ini Bagi Pasar Indonesia, Pelaku Usaha Harus Tahu!

Bahkan permintaan tong tempat cuci tangan yang Siti produksi laris dipasaran. Berbagai daerah kerajinan telah dijualnya di berbagai daerah seperti Boyolali, Kota Solo, Karanganyar, Sukoharjo, dan Semarang, Sedangkan, kerajinan kursi dan meja kursi kebanyakan luar kota, misalnya, Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek), dan Bandung.***

Editor: Eko Nugroho

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x