Viral di TikTok, Siswa MAN 1 Medan Diduga Dipaksa Makan Lumpur hingga Minum Air Ludah Para Pembuli

27 November 2023, 11:27 WIB
Ilustrasi - Viral di TikTok, Siswa MAN 1 Medan Diduga Dipaksa Makan Lumpur hingga Minum Air Ludah Para Pembuli /Wikipedia/

 

INFOSEMARANGRAYA.COM - Kasus perundungan atau bullying yang dialami seorang siswa lagi-lagi viral di TikTok. Dugaan kasus perundungan ini terjadi di MAN 1 Medan.

Dalam video viral di TikTok, disebutkan bahwa nasib siswa MAN 1 Medan menjadi suram akibat dugaan perundungan.

Siswa MAN ini dibully setelah menolak untuk bergabung dengan geng motor.

Baca Juga: Mengungkap Dampak Bullying: Bagaimana Ini Mempengaruhi Kesehatan Mental dan Fisik

Informasi menyebutkan bahwa korban, Muhammad Habib (14), diduga diculik selama tujuh jam dari pagi hingga sore.

Tak hanya itu saja, ia juga mengalami serangkaian penyiksaan dan pemaksaan yang menyakitkan.

Kabar lengkap mengenai kejadian ini tersebar melalui unggahan di TikTok dengan akun @anisamwl, yang merupakan kakak korban, pada hari Kamis (24/11/2023).

"Awalnya dia diculik dari jam 10 pagi sampai jam 5 sore oleh anak-anak yang bersekolah di MAN 1 Medan dan mantan alumni MAN 1 Medan," tulisnya.

Anisa menguraikan berbagai perilaku tidak baik yang dilakukan oleh pelaku perundungan terhadap adiknya.
Para pembuli memaksa adik saya untuk makan lumpur, menghisap sendal, makan daun dan ranting, serta meminum air ludah dari para pembuli,

Tidak sampai di situ, adik saya juga disiksa, ditendang, dipukul, dibakar tangannya pakai kunci yang dipanasi api," lanjutnya.

Anisa menduga bahwa jumlah pelaku perundungan terhadap adiknya mencapai 20 orang.

Dia berharap agar tim kepolisian dapat menyelesaikan kasus ini dengan cepat.

Baca Juga: Kasus Bullying Marak Terjadi, inilah Upaya Kemendikbudristek Kurangi Perundungan Anak, Simak selengkapnya

Sampai saat artikel ini disusun, video tersebut sudah dilihat lebih dari 95 ribu kali.

Polisi Terima Laporan

Kasat Reskrim Polrestabes Medan Kompol Teuku Fathir Mustafa, Kasat Reskrim Polrestabes Medan, menyatakan bahwa pihak kepolisian telah menerima laporan dari korban.

Mereka juga telah melakukan penyelidikan di tempat kejadian dan memeriksa beberapa saksi.

"Iya, sudah kami tangani," kata Teuku pada Sabtu 25 November 2023.

Tim penyelidik unit PPA Satreskrim Polrestabes Medan sudah melaksanakan olah TKP dan pemeriksaan para saksi," terangnya

Khairani Anwar, ibu korban, menerima informasi yang mencurigakan mengenai alasan mengapa putranya menjadi korban perundungan.

Diduga, korban mengalami penyiksaan oleh para pelaku karena menolak untuk menjadi anggota geng motor yang terdiri dari pelajar MAN 1 Medan dan alumni.

Selain itu, salah satu pelaku yang merupakan alumni tidak menyukai fakta bahwa korban memiliki hubungan akrab dengan siswa SMA lain yang dianggap sebagai musuh oleh pelajar MAN 1 Medan.

Padahal, menurut Khairani, anaknya bersahabat dengan siswa sekolah lain karena temannya adalah alumni dari Rumah Tahfiz Quran Anwar Saadah yang dibina oleh Khairani sendiri.

"Anak saya kan baru masuk kelas 1 dan anak sekolah SMA negeri 6 ada mantan anak didik saya, itulah kawan Habib," ujar Khairani saat ditemui di kediamannya di Kecamatan Medan

Mereka gak senang habib berteman dengan anak SMA negeri 6," sambungnya.

Khairani melanjutkan bahwa anaknya diduga pernah mendapatkan tawaran lain dari anggota geng motor tersebut.

Baca Juga: Lagu yang Menceritakan Tentang Palestina Viral di Sosial Media, Bentuk Dukungan Melalui Nada

Tawaran tersebut berupa usaha untuk memancing teman korban dari sekolah lain untuk datang.

Namun, korban menolak tawaran tersebut, yang menyebabkan dia kemudian menjadi sasaran perlakuan penganiayaan dan kekerasan dari para pelaku.

"Karena si Habib enggak tega. Dari hatinya dia gak mau karena takut kawannya mati," ujar Khairani.

Saat ini, korban telah mengalami sejumlah memar di kepala, luka di bibir, dan luka bakar di tangan sebelah kanan akibat terkena sundutan besi panas.Meskipun luka-luka fisik tersebut sudah mendapatkan perawatan, keluarga juga berencana melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap kondisi internal korban.

Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa anak mereka dipaksa minum air yang sudah diludahi oleh sekitar puluhan orang, sehingga mereka mengkhawatirkan kemungkinan anak mereka terpapar penyakit menular melalui air liur.

Saat ini, Khairani berharap agar pihak polisi dapat menyelidiki secara menyeluruh kejadian yang menimpa anak semata wayangnya.

MAN 1 Medan Mengakui Terjadinya Perundungan

Reza Faisal, Kepala MAN 1 Medan, mengonfirmasi bahwa perundungan tersebut memang terjadi.

Meskipun demikian, pihaknya belum memberikan rincian kronologis yang lebih lengkap terkait kejadian tersebut.

"Betul ada kejadian seperti itu, namun sementara ini detailnya masih ditelusuri dengan pemanggilan siswa yang terindikasi dengan didampingi orang tua," kata Reza pada Sabtu
Kasi kami waktu untuk mendapatkan keterangan yang lengkap, dari siswa dengan melibatkan orangtua siswa," sambungnya.

Reza menyatakan bahwa pihaknya juga akan meminta keterangan dari guru dan wali kelas yang bertugas pada saat kejadian terjadi.

Selain itu, pihak sekolah juga telah mengunjungi korban setelah kejadian.

"Kami memohon doa atas kesembuhan dari siswa yang mengalami kejadian yang tidak kita inginkan ini," pungkasnya.***

Editor: Muhammad Abdul Rosid

Tags

Terkini

Terpopuler