Deret Negara yang Sering Bocor Datanya

14 September 2023, 08:56 WIB
Harus menjaga dan menyimpan data pribadi /hasca/pixabay

 

INFO SEMARANG RAYA - Kebocoran data merupakan ancaman yang merayap di seluruh dunia, dan Indonesia bukanlah pengecualian. Menurut data dari SurfShark, tahun 2022 menjadi saksi terjadinya kebocoran data pada skala global yang mencengangkan, dengan 5,34 miliar akun terdampak.

Kejadian ini menjadi cambuk bagi kita semua untuk lebih memahami bagaimana data kita digunakan oleh berbagai pihak.

Pentingnya pemahaman ini menjadi semakin jelas. Dengan pemahaman yang kuat, masyarakat dapat mengambil langkah-langkah proaktif dalam melindungi diri mereka dari potensi kerugian yang bisa timbul akibat kebocoran data. Namun, kunci pertama adalah memahami bagaimana data kita digunakan oleh organisasi maupun secara umum.

 

Di tengah tantangan ini, laporan dari Twilio memberikan sinar harapan bagi masyarakat Indonesia. Mereka tampaknya memiliki tingkat pemahaman yang lebih tinggi tentang bagaimana data mereka digunakan dibandingkan dengan negara-negara tetangga di Asia Pasifik seperti Filipina, Hong Kong, Singapura, Jepang, dan Australia.

Secara lebih rinci, 34% dari responden di Indonesia meyakini bahwa mereka memiliki pemahaman penuh tentang cara organisasi menggunakan data mereka. Sementara itu, 26% responden lainnya mengerti data mereka digunakan secara umum. Ini adalah indikasi bahwa kesadaran akan pentingnya privasi data semakin mengakar di tengah masyarakat.

Laporan Twilio juga menyoroti betapa pentingnya personalisasi data dalam pengalaman pengguna. Tidak kurang dari 68% responden di Indonesia percaya bahwa personalisasi data pada situs merek memberikan nilai tambah dalam pengalaman mereka.

Contoh personalisasi ini termasuk rekomendasi produk berdasarkan riwayat pembelian, yang dapat membuat pengalaman berbelanja lebih menyenangkan dan efisien.

Tingginya tingkat kepercayaan ini juga tercermin dalam kesediaan masyarakat Indonesia untuk membagikan data mereka dengan merek yang telah mereka percayai.

Sebanyak 81% responden bersedia membagikan data mereka dengan merek yang telah teruji kredibilitasnya. Ini hanya berada sedikit di bawah Filipina yang mencapai angka mencengangkan sebesar 92%.

Survei ini memberikan gambaran tentang bagaimana masyarakat Indonesia semakin aware tentang privasi data mereka dan berupaya memahami lebih dalam bagaimana data digunakan untuk memperkaya pengalaman mereka.

Hal ini juga menjadi panggilan untuk organisasi dan perusahaan untuk memperlakukan data dengan kebijaksanaan dan integritas yang tinggi, memastikan bahwa privasi dan keamanan data menjadi prioritas utama dalam era digital yang semakin kompleks.***

Editor: Hascaryo Pramudibyanto

Sumber: hasca

Tags

Terkini

Terpopuler