INFO SEMARANG RAYA - Artikel ini menghadirkan sebuah panduan yang sangat bermanfaat untuk siswa kelas 9 SMP/MTs, terutama dalam mata pelajaran Prakarya. Artikel ini fokus pada kunci jawaban yang ditemukan di halaman 6 dari buku paket Prakarya, Bab 1 Lembar Kerja 1, yang berbicara tentang Observasi Kerajinan Bahan Keras Nusantara. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi lima jenis kerajinan bahan keras yang berasal dari berbagai wilayah Nusantara.
Rotan
Daerah Asal: Kalimantan
Bentuk: Kuat dan lentur
Warna: Coklat
Tekstur: Permukaan halus
Ragam Hias: Meja, kursi, tas, alas gelas, dan piring, serta produk lainnya.
Perbedaan Menonjol: Rotan memiliki kemiripan dengan bambu, hanya saja bentuknya lebih kecil dibandingkan dengan kayu.
Kayu
Daerah Asal: Jati dan Jepara
Bentuk: Beragam jenis
Warna: Coklat terang hingga coklat gelap
Tekstur: Berserat
Ragam Hias: Meja, kursi, mainan yang terbuat dari kayu, pajangan, dan produk lainnya.
Perbedaan Menonjol: Kayu berbeda dengan rotan karena berasal dari batang pohon.
Tudung Saji
Daerah Asal: Aceh
Bentuk: Seperti ember
Warna: Coklat
Tekstur: Kasar
Ragam Hias: Tudung saji yang terbuat dari bambu.
Perbedaan Menonjol: Tudung Saji terbuat dari bambu, yang membedakannya dari tudung saji lainnya.
Wayang Kulit
Daerah Asal: Jawa Tengah
Bentuk: Tipis dengan bentuk badan manusia
Warna: Coklat atau krem
Tekstur: Keras dan lentur
Ragam Hias: Menggunakan pola batik alam tumbuhan dan makhluk.
Perbedaan Menonjol: Terbuat dari kulit kerbau, memberikan bentuk dan corak yang khas.
Bunga Cangkang Siput Gonggong
Daerah Asal: Kepulauan Riau
Bentuk: Menyerupai bunga kulir
Warna: Bervariasi
Tekstur: Halus dan keras
Ragam Hias: Biasanya digunakan sebagai hiasan bunga kulir.
Perbedaan Menonjol: Ditambahkan dengan batang, daun, dan biji untuk mempercantik cangkang siput yang digunakan sebagai vas bunga.
Inilah kekayaan kerajinan bahan keras yang tersebar di seluruh Indonesia. Informasi tentang asal daerah, bentuk, warna, tekstur, ragam hias, dan perbedaan dengan jenis kerajinan lainnya sangat membantu kalian untuk lebih menghargai budaya dan tradisi kerajinan Nusantara dan memberikan dukungan penting dalam mengembangkan pengetahuan dan pemahaman siswa dalam mata pelajaran prakarya.***