INFOSEMARANGRAYA.COM,- Berikut ini adalah artikel yang menjelaskan mengapa orang yang taat menjalankan perintah Allah justru selalu diberi kesakitan di dalam hidupnya, sedangkan orang yang tak mengerjakan perintah apapun justru diberi kemudahan oleh Allah SWT, ini penjelasan dari Ustadz Abdul Somad.
Dalam tausiahnya, Ustadz Abdul Somad membandingkan hamba Allah yang hidupnya senang dan damai-damai saja padahal ia adalah seorang hamba yang melupakan kewajibannya pada Allah.
Ustadz Abdul Somad mengatakan jika sesungguhnya orang yang demikian itu adalah golongan orang yang sedang diberi azab oleh Allah lewat nikmat dunia.
Baca Juga: Naudzubillah! Buya Yahya Jelaskan Hukum Menerima Gaji Dari Hasil Berbohong Saat Bekerja
"Mengapa peminum khomar, pezina, koruptor, penipu, pembohong hidupnya tenang, perutnya kenyang, kenapa tak ada kesusahan?" tanya Ustadz Abdul Somad.
" Maka sesungguhnya mereka sedang di azab Allah, azab yang lebih mengerikan daripada penyakit, azab berbalut nikmat, istidraj namanya, " tegas Ustadz Abdul Somad.
Ustad Abdul Somad menambahkan jika Allah memberi nikmat kepada orang zalim sebagai azab mereka.
Baca Juga: Syekh Ali Jaber Jelaskan Ciri-Ciri Golongan Orang yang Sholat Tetapi Tidak Diterima Oleh Allah SWT
Baca Juga: 3 Tanda Awal Jantung Bermasalah Menurut dr Zaidul Akbar, Salah Satunya Sering Deg-Degan
"Allah memberikan nikmat untuk orang-orang zalim," kata Ustadz Abdul Somad.
"Orang zalim itu dia (Allah) ulur dengan nikmat,"lanjutnya.
Ustadz Abdul Somad juga menjelaskan pedihnya azab istidraj ini sehingga tak lagi mendapat kesempatan untuknya.
"Ketika Allah meng-azab mereka, tak sedikitpun ada lagi kesempatan mereka untuk masuk ke surga Allah,"
" Karena kenikmatan sudah habis mereka habiskan didunia," tegas Ustadz Abdul Somad.
Adapun dalil dalam Alquran yang menjelaskan tentang Istidraj ialah Surah Al-An'am ayat 44:
Baca Juga: Buya Yahya Jelaskan Perbuatan yang Tak Dosa Apabila Syahwat Wanita Tak Bisa Ditahan
فَلَمَّا نَسُوۡا مَا ذُكِّرُوۡا بِهٖ فَتَحۡنَا عَلَيۡهِمۡ اَبۡوَابَ كُلِّ شَىۡءٍ ؕ حَتّٰٓى اِذَا فَرِحُوۡا بِمَاۤ اُوۡتُوۡۤا اَخَذۡنٰهُمۡ بَغۡتَةً فَاِذَا هُمۡ مُّبۡلِسُوۡنَ
Fa lammaa nasuu maa zukkiruu bihii fatahnaa ‘alaihim abwaaba kulli syaii’, hattaaa izaa farihuu bimaaa uutuuu akhoznaahum baghtatang fa izaa hum mublisuun
Artinya: “Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.”***