Bukan Karena Setan! Simak Fakta Medis di Balik Fenomena Ketindihan

22 November 2021, 07:41 WIB
Berikut adalah beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang mengalami ketindihan dan cara mencegah /Tangkapan Layar Youtube.com/SainsBro

INFOSEMARANGRAYA.COM - Ketindihan ternyata ada penjelasannya secara medis. Hal ini yang disebut dengan istilah sleep paralysis atau kelumpuhan tidur.

Ketindihan atau sleep paralysis adalah suatu kondisi di mana seseorang tidak dapat berbicara atau bergerak ketika dia terbangun dari tidur.

Kondisi ini biasanya berlangsung selama beberapa detik hingga beberapa menit.

Baca Juga: Tips Jitu Lunasi Hutang Dengan Cepat Menurut Alm Syekh Ali Jaber, Cukup Amalkan Ini Secara Rutin

Tak jarang, sleep paralysis ini dibarengi dengan halusinasi baik itu berupa visual (menggunakan penglihatan) maupun berupa audio (menggunakan pendengaran).

Ketindihan atau sleep paralysis ini tidaklah berbahaya. Untuk mengetahui penyebabnya, perlu diketahui bahwa selama tidur, aktivitas otak mengalami dua hal yang berbeda, yang disebut tidur aktif atau REM (rapid eye movement) dan tidur non-REM.

Tidur non-REM menyebabkan melakukan gerakan-gerakan seperti berbicara dalam tidur atau berjalan ketika tidur.

Baca Juga: Tips Edit Foto Jadi Aesthetic Ala Pinterest, Cuma Pakai Aplikasi Bawaan!

Tidur REM adalah tahap tidur nyenyak, dan jika otak tiba-tiba terbangun dari tahap tidur REM, tetapi tubuh belum siap, mimpi ketindihan dapat terjadi.

Seperti yang kita ketahui, tubuh tidak bergerak dan halusinasi bisa disebabkan oleh mimpi dan faktor lainnya.

Jangan khawatir, ketindihan hanya berlangsung sekitar 2-3 menit. Setelah itu, otak dan tubuh menjadi aktif dan terhubung kembali.

Baca Juga: 5 Tips Menjaga Kesehatan Sesuai Anjuran Nabi Muhammad SAW, Yuk Praktekkan!

Melansir Alodokter.com, ketindihan dapat dialami oleh siapa saja, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.

Namun, fenomena ini lebih berisiko dialami oleh orang yang memiliki kondisi tertentu, seperti insomnia, gangguan cemas, dan gangguan stres pascatrauma (PTSD).

Selain itu, ada faktor lain yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami ketindihan, di antaranya:

Baca Juga: Inilah Tips Menggunakan Chromebook, Siapa Bilang Ribet?

Faktor usia

Faktor keturunan

Kurang tidur atau pola tidur tidak teratur

Kram kaki pada malam hari

Penyalahgunaan obat-obatan

Baca Juga: Pelajar dan Mahasiswa Wajib Tahu! Inilah 8 Tips yang Harus Diperhatikan Sebelum Membeli Laptop Bekas

Meski jarang terjadi, kelumpuhan masa tidur ini juga bisa menjadi gejala narkolepsi, yaitu gangguan tidur yang menyebabkan penderitanya mengalami kesulitan untuk tetap terjaga lebih dari 3-4 jam.

Cara mencegah dan mengatasi ketindihan

Setiap orang berpeluang mengalami ketindihan. Tidak ada perbedaan antara pria dan wanita.

Beberapa orang mengalami ketindihan hanya sekali atau dua kali dalam hidup mereka, sementara ada orang yang mengalami ketindihan lebih dari dua kali atau bahkan sering.

Baca Juga: 4 Tips Berikut Ini Dapat Membantu Kamu Mengatasi Writer’s Block

Berikut ini cara mencegah ketindihan

• Memastikan waktu tidur yang cukup, yaitu sekitar 6–8 jam setiap malamnya
• Menciptakan lingkungan tidur yang nyaman
• Menghentikan penggunaan gadget minimal 1 jam sebelum tidur
• Membiasakan diri untuk tidur dan bangun pada jam yang sama secara teratur
• Menerapkan pola hidup sehat juga dapat mengurangi risiko terjadinya sleep paralysis, seperti berolahraga secara teratur, mengurangi konsumsi kafein dan minuman beralkohol, serta menghentikan kebiasaan merokok.

Baca Juga: 6 Tips Menjaga Sepatu Putih Agar Tidak Menjadi Kuning

Nah, sekarang kamu sudah mengetahui penjelasan secara medis dari fenomena ketindihan. Jauh dari kesan mistis, kan? Jadi,kamu sebagai orang yang beriman tidak perlu takut lagi.***

Editor: Maruhum Simbolon

Tags

Terkini

Terpopuler