Puisi Rindu Rosululloh Ala Wahidiyah 'Panggilan Jiwa yang Penuh Kerinduan'

- 17 Januari 2024, 13:00 WIB
Puisi Rindu Rosululloh Ala Wahidiyah 'Panggilan Jiwa yang Penuh Kerinduan'
Puisi Rindu Rosululloh Ala Wahidiyah 'Panggilan Jiwa yang Penuh Kerinduan' /freepik/tirachardz

Tiada terdengar suara panggilan mu ya rosulll, karena telinga kami telah tuli oleh tumpukan kedholiman kami
Tiada terlihat uluran tangan penuh cintamu ya rosul, karena mata kami telah buta oleh dosa dan kemaksiatan kami
Tiada tergerak, hati kami untuk menyambut dan memenuhi seruan mu, karena tangan dan kaki kami terbelenggu oleh imperialis nafsu
Masih pantaskah? Masih pantaskan kami menyebut diri sebagai umat mu,,,,,
Ya sayyidiii ya rosulallahh,,,,,

Mohonkan kami ampunan kepada allah
Syafaatilah kami di yaumul ahir
Hingga Allah memberikan rohmat nya kepada kami

Baca Juga: Ketua Umum DPP PSW JOMBANG KH Ahmad Masruh IM, akan Hadir di Demak dalam Mujahadah Rubuussanah Wahidiyah

Makan Pusi Rindu Rosululloh

Rindu yang Terpancar dari Puisi

Puisi ini dibuka dengan salam cinta dan rindu yang tulus kepada Rasulullah. Kata-kata ini membawa kita ke dalam atmosfer kehangatan dan kecintaan terhadap Nabi, sebagai sumber inspirasi dan kebijaksanaan.

Gelisah di Dalam Keheningan

Baris berikutnya membawa kita ke dalam ketidakpastian dan kegelisahan di tengah konflik dan ketidaksetujuan sesama manusia. Gelisah ini disampaikan sebagai keluhan kepada sang kekasih Allah, Rasulullah, yang diharapkan dapat memberikan petunjuk dan nasihat.

Hijaunya Pemikiran dan Akhlak Rasul

Puisi ini menyoroti kegelapan hati manusia yang masih jauh dari pemikiran dan akhlak Rasulullah. Meskipun mengaku sebagai pembaca salawat, keberadaan abu jahal (kebodohan) dan abu lahap (keingkaran) masih meracuni batin mereka.

Baca Juga: Doa untuk Keselamatan Bangsa dan Negara serta Dunia dengan Berdoa Serempak Mujahadah Wahidiyah 40 Harian

Halaman:

Editor: Muhammad Abdul Rosid


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x