Network
INFOSEMARANGRAYA.COM - Olimpiade Beijing 2022 merupakan ajang tahunan yang meramaikan dunia olahraga dengan perlombaan-perlombaan yang diadakan.
Banyak negara yang mendelegasikan para atletnya untuk mengikuti Olimpiade Beijing 2022 ini.
Tak terkecuali tim dari Amerika Serikat, dalam Olimpiade Beijing 2022 juga telah mendelegasikan para atletnya untuk meramaikan perlombaan olahraga dunia ini.
Baca Juga: Catatkan Rekor Baru, Olimpiade Beijing 2022 Alami Peningkatan Atlet Wanita hingga 41 Persen
Berkaca pada Olimpiade Tokyo lalu, Tim Amerika Serikat telah melakukan beberapa persiapan, khususnya pada aspek kesehatan mental.
Yang pada saat lalu, dari Tim Amerika Serikat mengalami kondisi krisis pada Olimpiade Tokyo lalu.
Menurut salah satu pejabat pengurus tim Amerika, atmosfer kompetisi memberikan tekanan yang besar apalagi ditambah virus Covid-19 yang semakin merebak.
Baca Juga: Guna Cegah Penularan Covid-19, China Terapkan Aturan Super Ketat di Olimpiade Beijing 2022
Komite Olimpiade dan Paralimpiade Amerika (USOPC) sebelumnya melakukan pemeriksaan kesehatan mental seputar kecemasan dan depresi tahun lalu.
Hal ini untuk mengetahui apakah kondisi para atlet sudah siap untuk Olimpiade Beijing 2022 ini, mereka juga membawa banyak ahli kesehatan mental ke Beijing.
"Salah satu umpan balik yang kami dapatkan setelah Tokyo adalah atlet merasa tidak terjangkau. Jadi kami mencoba untuk memperjelas bahwa kami tidak hanya ada saat kondisi krisis. Kami ada di sana (Beijing) untuk pencegahan dan pemeliharaan kesehatan mental," kata Direktur Layanan Kesehatan Mental USOPC Jessica Bartley, seperti dilansir Reuters, Rabu.
Baca Juga: Jadwal Olimpiade Beijing 2022 Terbaru, Ada 15 Cabang Olahraga, Apakah Ada Kontingen Indonesia?
Salah satu ancaman lainnya yakni virus Covid-19. Dimana terdapat atlet dari Tim Amerika Serikat tidak mampu melanjutkan mimpinya untuk tampil di ajang Olimpiade Beijing 2022 ini.
Atlet skater Vincent Zhou yang terdampak Covid-19 ini resmi mengumumkan pengunduran dirinya pada hari Senin lalu dari kompetisi nomor tunggal putra setelah dinyatakan positif.
"Beberapa atlet menjadi kurang tidur karena cemas. Beberapa atlet kami bahkan hanya tinggal di kamar mereka sebelum bertanding, sehingga mereka akan melakukan pelatihan dan kemudian benar-benar menjaga diri mereka sendiri dan tidak terlibat dalam beberapa kegiatan yang sedang berlangsung di Olimpiade," kata Bartley menceritakan.
"Apa yang sebenarnya kami temukan adalah fakta bahwa untuk mengatasi masalah sebelum menjadi krisis atau bekerja dengan seseorang di sekitar kesehatan mental, dapat membuat mereka menjadi atlet yang lebih kuat," katanya
Dimana kesehatan mental juga berpengaruh terhadap kondisi tubuh untuk menampilkan performa yang baik.***
