INFOSEMARANGRAYA.COM - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas III Kertajati dan Jatiwangi memberikan himbauan kepada masyarakat untuk waspada akan adanya Suhu Udara yang cukup panas dengan maksimum.
Suhu Udara panas ini diperkirakan akan mencapai 35 derajat Celcius disertai dengan kecepatan angin hingga 22 knots.
Selain terhadap adanya Suhu Udara panas, BMKG juga beri himbauan ke masyarakat juga harus mewaspadai terkait ancaman penyakit yang akan ditimbulkan akibat Suhu Udara tinggi dan debu tebal yang disebabkan oleh hembusan angin kencang.
BMKG Jatiwangi memperkirakan pada bulan Juli ini wilayah Cirebon, Majalengka, Kuningan, serta Sumedang sudah memasuki musim kemarau.
Pemicu munculnya Suhu Udara panas yakni adalah musim kemarau yang menyebabkan suhu udara wilayah Kertajati naik dengan perkiraan mencapai 34-35 derajat Celcius.
Tingginya Suhu Udara tersebut dibarengi dengan angin kencang yang menimbulkan tingginya kemungkinan dahan tumbang dan debu yang tebal.
Oleh karenanya, perlu adanya kewaspadaan terhadap ancaman penyakit akibat udara yang kotor.
Meskipun kemarau disertai dengan angin yang kencang dengan Suhu Udara yang cukup tinggi , pihak BMKG yakni Oktaviana pada hari Selasa tanggal 26 Juli 2022 menyampaikan bahwa masih ada potensi terjadinya hujan dengan intensitas yang menurun.
Dr. Gandana Purwana selaku salah satu dokter di Majalengka menyebutkan bahwa saat ini banyak pasien yang datang ke tempat prakteknya dengan persentase 50 persennya menderita penyakit flu dan batuk. Beliau pun memberikan himbauan kepada masyarakat untuk menggunakan masker ketika bepergian guna mencegah terhirupnya udara kotor selain tetap menjalankan protokol kesehatan Covid-19.
Baca Juga: Viral! Video Mesum Dua Guru Sekolah Dasar Di Ciamis Beredar, Pelaku Pria Diduga Penyebarnya!
Sejumlah masyarakat mengeluhkan kurang enak badan dengan udara saat ini. Dimana ketika pagi hari udara terasa dingin akibat angin kencang sehingga untuk melakukan aktivitas diluar rumah sangat diperlukan memakai jaket dan masker.
Asep trisno sekali warga Pakubeureum mengalami kondisi yang sama dan bahkan ia masuk angin serta mengalami diare hamper semalaman. Asep bar ke dokter pada pagi harinya karena ia khawatir mengalami dehidrasi.***