Geger Buku Pelajar SMA Ada Tautan Situs Porno, Ini Isinya

- 12 Februari 2021, 11:41 WIB
Ilustrasi buku sekolah
Ilustrasi buku sekolah /canva.com

INFOSEMARANGRAYA.COM,- Perhimpunan untuk Pendidikan dan Guru (P2G) menerima laporan dari guru di Jawa Barat terkait adanya tautan situs porno di dalam Buku Pelajaran Sosiologi SMA Kelas XII.

Diketahui bahwa tautan situs yang bermuatan pornografi ditemukan dalam materi di buku sosiologi yang membahas tentang pemberdayaan masyarakat Kampung Naga di Jawa Barat.

"Sampai pernyataan resmi ini dibuat, P2G masih menemukan bahwa situs yang ditautkan di dalam buku resmi siswa tersebut masih ada berisikan konten porno," kata Koordinator Nasional P2G, Satriwan Salim dalam keterangan tertulis yang diterima, Kamis 11 Februari 2021.

Baca Juga: Risma Tengah Malam Kunjungi Korban Banjir Pekalongan, Beri Pesan Menyentuh

Satriawan mengatakan bahwa P2G khawatir siswa akan membuka tautan situs yang memuat konten porno jika buku pelajaran sosiologi itu masih digunakan. "Itu sangat berbahaya bagi pendidikan dan moral anak bangsa," katanya.

P2G menduga buku pelajaran yang memuat tautan situs porno tersebut tidak hanya tersebar dan digunakan di wilayah Jawa Barat saja, tapi kemungkinan juga digunakan di daerah lain karena buku itu dijual bebas.

"Peristiwa seperti ini sebenarnya sudah beberapa kali terjadi, yaitu fakta bahwa dalam buku pelajaran siswa/guru terdapat konten yang tidak mendidik sama sekali bahkan merusak pendidikan anak bangsa," kata Satriwan.

P2G meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim segera berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Jawa Barat untuk menarik buku Sosiologi Kelas XII yang sudah beredar dan digunakan sebagai pendukung pembelajaran siswa.

Baca Juga: Prie GS, Kartunis yang Akhir Hayatnya Menjadi Publik Speaking

"Jika sulit dilakukan, P2G meminta Mas Menteri berkoordinasi dengan Kemenkominfo agar segera memblokir situs tersebut. Sebab, hingga rilis pernyataan resmi ini dibuat, situs tersebut masih eksis dan belum diblokir," kata Satriwan.

Ia mengatakan bahwa sebenarnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sudah menyediakan e-book berisi materi pelajaran.

"Tapi kami menilai penggunaan buku/e-book pelajaran sekolah yang dicetak resmi oleh Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemendikbud belum optimal. Kemendikbud terkesan setengah hati mengoptimalkan peran Puskurbuk," katanya.

Baca Juga: Bulan Rajab 2021 Jatuh Hari Sabtu, Ini Ketentuan dan Niat Puasanya

Guna mencegah penggunaan buku pelajaran yang memuat konten negatif, P2G juga meminta para guru dan kepala sekolah lebih selektif dalam memutuskan penggunaan buku-buku pelajaran siswa di sekolah.

Para orang tua, menurut Satriwan, juga harus peduli dan selektif dalam membeli buku pelajaran untuk anaknya serta mengecek isi buku yang digunakan anak untuk belajar.

Satriwan juga mengemukakan bahwa Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim belum merespons temuan P2G tentang tautan situs pornografi di dalam buku pelajaran sekolah.

"Berbeda perlakuannya dengan kasus jilbab di Padang yang responsnya sangat sigap. Padahal konten pornografi seperti di buku pelajaran jelas-jelas akan merusak pendidikan dan moral anak bangsa," katanya.***

Editor: Eko Nugroho

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah