Waduh, Pakar Sebut Covid-19 Bisa Bertahan Lama di Indonesia, Ternyata Ini Alasannya!

26 Agustus 2021, 15:59 WIB
Ilustrasi Covid-19. Kasus Covid-19 Varian Delta Melonjak Tajam di Kudus, Bupati minta warga tak adakan sholat Jumat di masjid //Pixabay/

INFOSEMARANGRAYA.COM - Dewan Pakar Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra menyebutkan bahwa pandemi Covid-19 di Indonesia dapat bertahan lama.

Menurutnya hal itu didasarkan oleh kondisi geografi dan demografi Indonesia yang membuat virus asal China itu betah untuk melanda Tanah Air.

"Indonesia dengan situasi (COVID-19) kita saat ini memang cukup tinggi kasusnya, walaupun sebagian besar wilayah di Pulau Jawa relatif menurun belakangan ini," tegasnya.

Baca Juga: Cegah Lonjakan Kasus Covid-19, Polda Jateng Siap Lakukan Penyekatan

"Tetapi secara global, banyak negara yang sudah melewati puncak pandemi dan kasusnya sudah relatif terkendali," kata Hermawan.

Meskipun WHO nantinya sudah menganti status Covid-19 yang sudah tidak menjadi pandemi, karena kewenangannya, hal itu berpotensi membuat beberapa negara mengalami endemi.

Hal itu menyebabkan kasus Covid-19 memang memiliki potensi untuk bertahan lama di suatu negara.

Baca Juga: Jangan Takut! Ini Efek Samping Vaksinasi Covid-19 Beserta Cara Mengatasinya

"Bisa saja di masing-masing negara ada kasus yang bertahan, tetapi sedikit dapat dimitigasi dengan baik risikonya. Tetapi bisa jadi juga di beberapa negara akan ada kasus yang tetap tinggi, walaupun WHO sudah mencabut status pandemi," katanya.

Menurut Hermawan, Indonesia berpotensi menjadi negara dengan kasus endemi Covid-19 yang relatif tinggi atau hyperendemi. Hal itu disebabakan dua faktor situasi geografi dan demografi.

Ia mengatakan pengendalian pandemi di berbagai wilayah di Nusantara, seperti Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua, masih berbeda-beda.

Baca Juga: Covid-19 Varian Delta Sebabkan Harga Emas Naik

"Perbedaan geografi dan demografi wilayah menyebabkan tingkat pengendalian akan berbeda-beda. Boleh jadi akan ada terus virus ini dan potensial pandemi, bahkan menjadi hyperendemi," katanya.

Faktor geografi ini berhubungan dengan lingkungan dan karakteristik wilayah. Semisal kawasan perkotaan yang identik dengan kaum urban, seperti di Medan, Makassar, Manado, Surabaya, Semarang dan kota-kota besar lain.

"Kategori urban perkotaan seperti ini memungkinkan masyarakat itu mobilitasnya tinggi, kepadatan aktivitas sehingga potensi transmisi yang disebabkan kerumunan dan keramaian tetap akan berlangsung. Itu satu kondisi dari aspek geografi," katanya.

Baca Juga: Lebih Dari 13 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Akan Didistribusikan ke Berbagai Daerah Di Indonesia

Selanjutnya pengaruh demografi, lanjut Hermawan, berhubungan dengan perilaku masyarakat yang didasarkan oleh pendidikan, sosial, ekonomi dan juga budaya yang berbeda.

"Maka COVID-19 yang memang menular melalui droplet kaitan dengan perilaku, kaitan dengan aktivitas juga berpengaruh terhadap daya tahan masing-masing daerah," ujarnya.***

Editor: Alfiansyah

Tags

Terkini

Terpopuler