Manfaat Gosip Bagi Hubungan Sosial, Ternyata Ada!

5 Mei 2021, 06:00 WIB
Ilustrasi dua orang wanita sedang bergosip /Instagram/@photohobby.1

INFOSEMARANGRAYA.COM - Gosip tak jarang dipandang sebagai komunikasi negatif secara sosial. Padahal menurut penelitian, bergosip ternyata memberikan manfaat untuk kesehatan.

Menurut studi yang diterbitkan Darmouth College, menunjukan bahwa sekitar 14 persen percakapan sehari-hari dalam sosial kita sebagian besar merupakan gosip.

Ini disebabkan gosip ternyata memberikan fasilitas dan manfaat untuk hubungan dan komunikasi sosial dan memberikan kemungkinan untuk kita belajar tentang dunia secara tidak langsung melalui pengalaman orang lain sehingga memberikan manfaat bagi kesehatan.

Baca Juga: Simak! Inilah 9 Titik Penyekatan di Kota Semarang Selama Pemberlakuan Larangan Mudik 2021

"Gosip adalah bentuk komunikasi kompleks yang sering disalahpahami. Padahal gosip bisa menjadi sarana hubungan sosial dan substantif di luar konotasi negatif," kata Eshin Jolly, Ph.D., salah satu penulis studi tersebut, dilansir dari laman Mind Body Green. 

Lebih jelasnya, Jolly mengatakan gosip bukan hanya sebatas berbagi isu dan rumor, tetapi juga bisa sesederhana melakukan percakapan pribadi santai dengan seorang teman, sesuatu yang mungkin telah kita lewatkan selama setahun terakhir di tengah jarak sosial.

Jolly dan Luke Chang, Ph.D., asisten profesor ilmu psikologi, mencoba melihat alasan dibalik  banyak orang dalam kehidupan pribadi dan profesional mereka meluangkan begitu banyak waktu untuk bergosip.

Baca Juga: Pelaku Pengirim Sate Beracun Sianida Ternyata Berstatus Karyawan Asli Majalengka? Motifnya Cuma Gara-Gara Ini

Dalam hal ini, peneliti membuat permainan online untuk memeriksa peran dan manfaat gosip.

Hasilnya, studi tersebut menunjukkan bahwa bergosip merupakan komunikasi yang kaya dan beragam dengan beberapa fungsi sosial.

Berbagai jenis gosip muncul tergantung pada jumlah informasi yang tersedia.

Percakapan spontan tentang orang lain terjadi lebih sering selama permainan ketika pemain hanya dapat mengamati perilaku beberapa anggota grup mereka.

Baca Juga: Jose Mourinho Jadi Pelatih Baru AS Roma Untuk Musim Depan!

Ketika pemain bisa langsung mengamati semua anggota grup mereka, mereka cenderung mengobrol dan mendiskusikan topik yang lebih luas.***

Editor: Alfiansyah

Tags

Terkini

Terpopuler