Namanya Juga Wag: Platform Mensos Paling Banyak digunakan mulai Anak-Anak Sekolah Dasar hingga Para Lansia

- 8 September 2023, 07:58 WIB
Namanya Juga Wag: Platform Mensos Paling Banyak digunakan mulai Anak-Anak Sekolah Dasar hingga Para Lansia
Namanya Juga Wag: Platform Mensos Paling Banyak digunakan mulai Anak-Anak Sekolah Dasar hingga Para Lansia /Pixabay/N.region

Grup WA keluarga merupakan grup yang sangat diwanti-wanti oleh kita sebagai pengguna WhatsApp. Sumber-sumber tidak jelas terkadang bermula dari grup satu ini dan anehnya lagi jikalau kita tidak menyaringnya terlebih dahulu mungkin ‘katut’ ke dalam nuansa ‘jangan gini, jangan gitu, nanti jadi seperti ini, seperti itu’ yang sudah menjadi keterbiasaan kita dalam menghadapinya bukan.

Dalam hal ini pada dasarnya sama hanya berbeda dalam konteksnya. Jika grup keluarga dengan kepercayaan sama maka yang dibagikan adalah hal-hal dalam lingkup satu agama saja. Jika grup keluarga dengan berbagai variasi agama maka yang dibagikan adalah ‘random’ mulal dari kepercayaan terkait peribadatan, acara besar, sampai amalannya juga.

Sebenarnya kalau kita sampai kepo dan bahkan terjerumus ke dalam hal demikian maka me’reken’ grup tersebut adalah hal yang tidak diperbolehkan. Pada dasarnya penulis merasakan hal yang risih terhadap apa yang dibagikan mereka meski mereka masih dalam keluarga kita.

Baca Juga: 12 Twibbon Spesial Tahun Baru 2023 Terbaik, Cocok untuk Status WhatsApp!

Ya bagaimana lagi namanya kita juga keluarga ya kan. Kita hanya bisa menghormati kepercayaan mereka sebagaimana perayaan natal yang kita tidak diperbolehkan untuk memberi ucapan selamat kepada yang merayakannya.

Pernah suatu waktu, penulis pernah mengalami hal yang memberatkan antara memilih menyetujui atau menolak untuk berkomentar. Mau mengingatkan pun berat.

Ada perasaan yang berkata bahwa diingatkan saja dan ada yang berkata jangan. Sehingga penulis memilih untu diam saja sebab takut akan merusak hubungan persaudaraan karena hal tersebut sangat dibenci oleh Allah SWT.

Pernah demikian juga saat diketahui bahwa budhe yang beragama hindu meninggal dunia. Grup tersebut ramai dengan duka dan berbagai ucapan doa dilontarkan. Sedangkan penulis hanya bisa melihat dan iya-iya aja mengetahui kabar tersebut.

Ucapan doa saja tidak dikirimkan Cuma bisa membaca doa dari mereka yang masih notabene ada yang beragama islam selain keluarga penulis sendiri. Sejak kabar duka itu, berbagai postingan mulai dari ucapa pemakaman disertai proses-prosesnya selalu update dikirimkan melalui WAG tersebut.

Entah risih apa tidak, update-an berita mulai meresahkan hati penulis hingga kemudian penulis mulai mereset ulang chat dalam WAG yang berbau hal-hal demikian.

Halaman:

Editor: Muhammad Abdul Rosid


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah