Kerukunan dalam Keanekaragaman: Menelusuri Makna Kerukunan di Kalangan Muslim

27 September 2023, 07:00 WIB
Ilustrasi - Kerukunan dalam Keanekaragaman: Menelusuri Makna Kerukunan di Kalangan Muslim /Instagram @smaislamalazhar_bsd

INFOSEMARANGRAYA.COM - Manusia ditakdirkan Allah sebagai makhluk sosial yang membutuhkan hubungan dan interaksi sosial dengan sesama manusia.

Sebagai makhluk sosial, manusia memerlukan kerja sama dengan orang lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, baik kebutuhan material maupun spiritual.

Islam menganjurkan manusia untuk bekerja sama dan tolong menolong (ta’awun) dengan sesama manusia dalam hal kebaikan.

Baca Juga: Sebuah Seni Hidup Damai, Menyemai Damai melalui Pendidikan Agama islam

Dalam kehidupan sosial kemasyarakatan umat Islam dapat berhubungan dengan siapa saja tanpa batasan ras, bangsa, dan agama. Dengan kerjasama dan tolong menolong tersebut diharapkan manusia bisa hidup rukun dan damai dengan sesamanya.

Kerukunan dalam Islam disebut dengan istilah “tasamuh” atau toleransi. Sehingga yang dimaksud dengan toleransi ialah kerukunan dalam sosial kemasyarakatan, bukan dalam bidang aqidah Islamiyah (keimanan), karena aqidah telah digariskan secara jelas dan tegas di dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits.

Dalam bidang aqidah atau keimanan seorang muslim hendaknya meyakini bahwa Islam adalah satu-satunya agama dan keyakinan yang dianutnya sesuai dengan firman Allah SWT, (QS Al-Kaafirun 109: 1-6) sebagai berikut: “Katakanlah, ” Hai orang-orang kafir!

Aku tidak menyembah apa yang kamu sembah. Dan tiada (pula) kamu menyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku bukan penyembah apa yang biasa kamu sembah Dan kamu bukanlah penyembah Tuhan yang aku sembah. Bagimu agamamu dan bagiku agamaku.”

Baca Juga: Doa Pemilu 2024: Amalkan Doa ini Baik Sebelum dan pada Waktu Pemungutan Suara untuk Indonesia

Ayat ini sebenarnya menegaskan bahwa konsep Tuhan merupakan suatu hal yang bersifat esoteris yaitu hubungan dengan Tuhan yang bersifat vertikal.

Karena pada saat itu Rasulullah SAW menerima tawaran dan ajakan dari kafir Quraisy untuk menyembah Tuhannya mereka, dengan syarat bergantian dengan sama-sama saling menyembah Tuhannya masing-masing.

Misalnya, salah satu persoalan yang terjadi pada sosial kemasyarakatan di Indonesia adalah seringnya muncul konflik dengan mengatasnamakan agama. Hal ini membutuhkan perhatian serius dalam menciptakan perdamaian di tengah konfllik yang semakin marak.

Konflik yang sering terjadi pada negeri ini menjadi simbol akan dangkalnya pemahaman terhadap persoalan agama yang bersumber dari al-Qur’an dan al-Hadits, sehingga kemudian agama menjadi truth claim atas aksi yang dilakukan sebagai perintah dari agama yang diyakini kebenarannya.

Baca Juga: Hubungan Antara Asmaul Husna dengan Doa Kita

Lebih dari itu, akhinya kita tahu bahwa, hal ini menunjukkan siapapun yang mendalami ajaran-ajaran Islam yang tertuang dalam teks normatif Islam, akan menemukan banyak arahan dan tuntunan ke arah persaudaraan dalam jenis itu.

Dalam arti kata, baik Al-Qur’an maupun hadits Nabi, senantiasa menganjurkan umat manusia untuk menjalin persaudaraan dan menghindari permusuhan.

Al-Qur’an menyebutnya kata yang mengandung arti persaudaraan sebanyak 52 kali yang menyangkut berbagai persamaan, baik persamaan keturunan, keluarga, masyarakat, bangsa, dan agama.***

Editor: Muhammad Abdul Rosid

Sumber: Vi Azhar Ihsan

Tags

Terkini

Terpopuler