Namanya Juga Wag: Platform Mensos Paling Banyak digunakan mulai Anak-Anak Sekolah Dasar hingga Para Lansia

8 September 2023, 07:58 WIB
Namanya Juga Wag: Platform Mensos Paling Banyak digunakan mulai Anak-Anak Sekolah Dasar hingga Para Lansia /Pixabay/N.region

INFOSEMARANGRAYA.COM - Apa itu wag mari kita baca dengan tulisan kami di bawah ini penjelasannya sangat detaill dan tentunya tidak membosankan pencinta HP.

WhatsApp? Setiap dari kita pasti memilikinya iya kan. WhatsApp sekarang telah menjadi platform media sosial yang paling banyak digunakan mulai dari anak-anak sekolah dasar hingga para lansia.

 

WhatsApp seakan telah menjadi komposisi terpenting yang wajib ada di android kita. Padahal masih banyak platform lain yang bisa digunakan seperti Instagram, Facebook, Line, Telegram, Kakaotalk, dan lain-lain.

Mungkin penyebab utamanya adalah karena sangat mudah digunakan di kalangan manapun atau apakah ada alasan lain yang menjadi penyebab penggunaan WA menjadi top saat ini?.

Pada awalnya memang yang ingin dibahas yaitu pada media platformnya saja. Namun setelah melihat lebih detail ke dalam, ditemukan sebuah poin penting tentang bagaimana sih sikap kita ketika berada dalam satu grup WA yang terdiri dari beberapa orang berbeda agama.

Baca Juga: Link Download Twibbon Tahun Baru Imlek 2023 Gratis! Desain Kekinian untuk Unggah ke Instagram, WhatsApp

Salah satu dari mereka rajin sekali membagikan pesan ataupun foto-foto yang berhubungan dengan agama mereka, apalagi grup keluarga ya kan?.

Grup WA keluarga merupakan grup yang sangat diwanti-wanti oleh kita sebagai pengguna WhatsApp. Sumber-sumber tidak jelas terkadang bermula dari grup satu ini dan anehnya lagi jikalau kita tidak menyaringnya terlebih dahulu mungkin ‘katut’ ke dalam nuansa ‘jangan gini, jangan gitu, nanti jadi seperti ini, seperti itu’ yang sudah menjadi keterbiasaan kita dalam menghadapinya bukan.

Dalam hal ini pada dasarnya sama hanya berbeda dalam konteksnya. Jika grup keluarga dengan kepercayaan sama maka yang dibagikan adalah hal-hal dalam lingkup satu agama saja. Jika grup keluarga dengan berbagai variasi agama maka yang dibagikan adalah ‘random’ mulal dari kepercayaan terkait peribadatan, acara besar, sampai amalannya juga.

Sebenarnya kalau kita sampai kepo dan bahkan terjerumus ke dalam hal demikian maka me’reken’ grup tersebut adalah hal yang tidak diperbolehkan. Pada dasarnya penulis merasakan hal yang risih terhadap apa yang dibagikan mereka meski mereka masih dalam keluarga kita.

Baca Juga: 12 Twibbon Spesial Tahun Baru 2023 Terbaik, Cocok untuk Status WhatsApp!

Ya bagaimana lagi namanya kita juga keluarga ya kan. Kita hanya bisa menghormati kepercayaan mereka sebagaimana perayaan natal yang kita tidak diperbolehkan untuk memberi ucapan selamat kepada yang merayakannya.

Pernah suatu waktu, penulis pernah mengalami hal yang memberatkan antara memilih menyetujui atau menolak untuk berkomentar. Mau mengingatkan pun berat.

Ada perasaan yang berkata bahwa diingatkan saja dan ada yang berkata jangan. Sehingga penulis memilih untu diam saja sebab takut akan merusak hubungan persaudaraan karena hal tersebut sangat dibenci oleh Allah SWT.

Pernah demikian juga saat diketahui bahwa budhe yang beragama hindu meninggal dunia. Grup tersebut ramai dengan duka dan berbagai ucapan doa dilontarkan. Sedangkan penulis hanya bisa melihat dan iya-iya aja mengetahui kabar tersebut.

Ucapan doa saja tidak dikirimkan Cuma bisa membaca doa dari mereka yang masih notabene ada yang beragama islam selain keluarga penulis sendiri. Sejak kabar duka itu, berbagai postingan mulai dari ucapa pemakaman disertai proses-prosesnya selalu update dikirimkan melalui WAG tersebut.

Entah risih apa tidak, update-an berita mulai meresahkan hati penulis hingga kemudian penulis mulai mereset ulang chat dalam WAG yang berbau hal-hal demikian.

Baca Juga: 10 Link Twibbon Spesial HUT RI 77 Kemerdekaan Republik Indonesia Bisa Dibagikan di Facebook dan WhatsApp

Kemudian pada malamnya ketika taklim, penulis bertanya kepada ustad mengenai sikap yang baik menegenai hal yang telah dialami oleh penulis dan ustadz berkata bahwa itu sudah benar. Alhamdulillah setelah mengetahuinya, penulis merasa lega telah melakukan tindakan yang benar terhadap suatu masalah.

Dari permasalahan tersebut dapat disimpulkan bahwa hubungan persaudaraan harus selalu dijaga, bila kita merasa risih atau tidak berkenan maka tolong bersabar dan mulailah bagaimana memahami mereka karena mereka adalah keluarga kita.

Jika tidak maka siapa yang akan menolong kita kalau bukan keluarga kita sendiri. Mohon maaf kalau panjang lebar, ini hanya sekedar pengalaman pribadi saja dan tergantung bagaimana sikap masing-masing dari kita dalam menghadapi hal yang demikian. Kan kita harus Toleransi kepada mereka YGY.***

Editor: Muhammad Abdul Rosid

Tags

Terkini

Terpopuler