INFOSEMARANGRAYA,- Bagi pasangan suami istri tentunya memiliki puncak kenikmatan tersendiri.
Nah kali ini Info Semarang Raya akan bahas puncak kenikmatan perempuan saat berhubungan intim dengan pasangan yang ternyata banyak yang keliru dan salah persepsi.
Hal ini diungkapkan ahli Clinical Psycologist, dr Inez Kristanti yang diunggah dalam kanal YouTube Gue Sehat pada 3 Agustus 2019 lalu.
Baca Juga: WASPADA! 7 Tanda Kemandulan Pada Pria Menurut dr Fransisca: Para Istri Wajib Tahu!
Baca Juga: INGAT! Jangan Konsumsi Mie Campur 2 Bahan Tambahan Ini, Bisa Picu Penyakit Mengerikan
Nah, menurut dr Inez Kristanti ada banyak kesalahan persepsi soal puncak kenikmatan perempuan saat berhubungan intim. Dimana tanda perempuan mencapai puncak kenikmatan bukanlah dengan keluarnya cairan.
“Perempuan sebenarnya juga bisa merasa nikmat saat bermain cinta tanpa mengeluarkan cairan apapun,” ungkap dr Inez Kristanti.
Tak hanya itu, ada juga tanda-tanda saat perempuan sedang mencapai puncak kenikmatan, namun perlu diingat tiap perempuan berbeda-beda dalam mencapai puncak kenikmatan.
Baca Juga: Jarang Disadari! 4 Gejala Ini Jadi Tanda Terserang Diabetes: Salah Satunya Sering Kencing Malam Hari
“Mungkin ada yang merasa aliran darahnya menjadi lebih kencang atau deras. Kemudian ada yang merasa bergetar, lalu merasakan sensasi seperti ada yang naik ke sekujur tubuh,” jelas dr Inez Kristanti
Maka dari itu, perempuan yang punya organ intim kewanitaan yang baik dan terawat pasti mampu mencapai puncak kenikmatan.
“Kalau perempuan tersebut tidak merasa keenakan saat berhubungan ranjang berarti ada beberapa faktor yang memengaruhi,” ujar dr Inez Kristanti.
Baca Juga: 3 Tanda Awal Jantung Bermasalah Menurut dr Zaidul Akbar, Salah Satunya Sering Deg-Degan
Baca Juga: Resep Ramuan JSR untuk Asam Urat Ala dr Zaidul Akbar, Solusi Obati Rasa Nyeri Tanpa Efek Samping
Pertama, menurut dr Inez Kristanti, banyak wanita yang tidak tahu caranya untuk mendapatkan puncak kenikmatan dan tidak merasakan nikmat saat bermain cinta di ranjang.
“Oleh karena itu, pada akhirnya mereka tidak bisa mengarahkan pasangannya untuk menstimulus dirinya,” ujar dr Inez Kristanti.***