INFOSEMARANGRAYA.COM,- LinkedIn menjadi salah satu platform sosial yang populer digunakan oleh tenaga professional maupun pencari kerja.
Namun, baru-baru ini terjadi kasus pencurian 700 juta data pengguna yang dijual ke dark web atau situs gelap.
Dikutip Info Semarang Raya dari laman Threat Post, diketahui ada 700 juta data pengguna dijual di salah satu forum hacker populer yang bernama GOD User TomLiner.
Baca Juga: Jack Grealish Jadi Kunci di Kemenangan Inggris Saat Melawan Jerman
Kasus serupa juga pernah terjadi pada April 2021 lalu, yakni sebanyak 500 juta data pengguna LinkedIn juga dijual ke situs hacker.
Menurut penelusuran Privacy Sharks, GOD User TomLiner mulai menjual 700 juta data LinkedIn di RaidForums per tanggal 22 Juni 2021.
Bahkan akun hacker GOD User TomLiner juga memuat iklan yang menawarkan satu juta data LinkedIn secara gratis. Berdasarkan pemeriksaan Privacy Shark, data yang dijual hacker ini valid.
Diantaranya memuat nama lengkap, jenis kelamin, alamat email, nomor telepon, hingga informasi pekerjaan yang sedang digeluti.
Hingga kini belum diketahui dari mana data ini bisa diambil oleh GOD User TomLiner. Pasalnya pihak resmi LinkedIn dengan tegas membantah adanya kebocoran data di perusahan mereka.
“Sementara kami masih menyelidiki masalah ini, temuan awal kami menyebutkan bahwa informasi tidak hanya diambil dari LinkedIn tetapi juga diambil dari sumber lain,” jelas perwakilan perusahaan LinkedIn.
“Kejadian ini bukan karena kebocoran data LinkedIn dan penyelidikan kami juga telah menemukan tidak adanya kebocoran data dari member privat LinkedIn” sambungnya.
Bahkan pihak LinkedIn dengan tegas telah memastikan keamanan privacy penggunanya.
"Mencuri data dari LinkedIn adalah pelanggaran terhadap Aturan Pemakaian kami dan kami akan terus berupaya untuk memastikan privasi anggota terjaga,” lanjut perwakilan LinkedIn di depan awak media.
Sementara itu, menurut Privacy Shark, pihaknya belum bisa memastikan apakah kasus pencurian data bulan Juni 2021 ini ada kaitannya dengan pencurian data pengguna pada April lalu.
“Kali ini kami tidak bisa memastikan apakah catatan ini berasal dari akumulasi data yang dicuri kemarin beserta kumpulan profil publik, atau justru informasi diambil dari akun privat,” tulis Privacy Shark di laman pribadinya pada hari Senin, 28 Juni 2021.
Dugaan sementara Privacy Shark, 700 juta data pengguna yang dicuri berasal dari profil LinkedIn yang pengaturannya dibiarkan publik alias bisa dilihat sesama pengguna lainnya secara bebas.
Baca Juga: Poco M3 Pro 5G Resmi Rilis, Apakah Poco M3 Akan Terbuang?
Privacy Shark juga menduga bahwa mesin yang digunakan untuk mencuri 700 data LinkedIn untuk kemudian dijual di dark web, sama dengan yang digunakan dalam pencurian di bulan April lalu.***