Elon Musk Bantah Mobil Listrik Tesla Dijadikan Alat Mata-mata Pemerintah China

21 Maret 2021, 08:24 WIB
Bos Tesla, Elon Musk. /Reuters/Aly Song/REUTERS

INFOSEMARANGRAYA.COM - Produsen mobil listrik Tesla membantah jika produknya digunakan untuk memata-matai aktivitas China.

Bantahan itu dilakukan sendiri oleh Elon Musk yang juga Direktur Eksektif Tesla dalam sebuah tautan video ke konferensi Beijing mengenai Forum Pembangunan China yang digelar pemerintah.

Dikutip dari AFP, bantahan itu menyusul keputusan pemerintah China yang melarang penggunaan mobil listrik Tesla bagi anggota militer dan karyawan perusahaan milik negara.

Baca Juga: Afgan Rilis M.I.A Bersama Jackson Wang GOT7, Ini Cerita Lagunya

Baca Juga: Kunci Gitar dan Lirik Lagu At My Worst Pink Sweat$ Viral di Tiktok dan Instagram

Pemerintah China khawatir jika data yang dikumpulkan mobil Tesla, seperti gambar yang diambil oleh kamera mobil, dapat dikirimkan ke Amerika Serikat.

Menurut Elon Musk, China merupakan pasar yang sangat penting bagi Tesla. Tesla memiliki pabrik yang berbasis di Shanghai dan telah menjual seperempat produksinya di China. Tesla bahkan berharap dapat menjual 200 ribu kendaraan di China pada tahun ini.

Dalam sambutannya, Musk bersikeras jika tidak ada perusahaan Amerika Serikat (AS) atau China yang mengambil risiko dengan mengumpulkan data pribadi dan membagikannya dengan pemerintah.

Baca Juga: Arsenal dan Man United Akan Menghadapi Tim Kuda Hitam, Sementara Ajax Bertemu Serigala AS Roma

"Apakah itu China atau AS, efek negatif jika perusahaan komersial terlibat dalam aktivitas mata-mata itu akan sangat buruk," kata Musk.

Jika Tesla menggunakan mobilnya untuk mematai-matai negara mana pun, lanjut Musk, perusahaan akan ditutup di mana-mana. Tesla adalah perusahaan yang sangat menjaga kerahasiaan.

Ketakutan China ini dapat menjadi ancaman nasional yang datang di tengah konfrontasi AS-China yang sedang berlangsung terkait teknologi dan perdagangan.

Baca Juga: Bupati Kolaka Timur Meninggal Dunia Usai Bermain Sepak Bola

Pekan lalu, otoritas AS mengklasifikasikan grup Huawei dan empat perusahaan telekomunikasi China lainnya sebagai ancaman. Hal ini menurunkan harapan bahwa AS di bawah kepemimpinan Presiden Joe Biden dapat meredakan ketegangan hubungan bilateral dengan China.***

Editor: Eko Nugroho

Sumber: AFP

Tags

Terkini

Terpopuler