Saat itu juga pelatih serta tim manager dari Arema mendekat ke arah tribun timur sambil menunjukkan gestur permintaan maaf ke arah para suporter.
Sementara, dari tribun selatan ada salah satu suporter yang nekak masuk kemudian mendekati Sergio Silva dan Maringa.
Tampak seperti memberikan motivasi dan kritik. Setelah itu, kembali masuk beberapa oknum yang terlihat mengungkapkan rasa kecewanya pada pemain Arema.
Semakin lama, semakin banyak oknum yang masuk dan kondisi makin tidak kondusif. Ditambah dengan adanya lemparan berbagai benda ke arah lapangan dengan suara teriakan suporter.
Kondisi yang makin tidak kondusif membuat para pemain dibawa masuk ke ruang ganti dan dikawal oleh pihak berwajib.
Saat itu juga kondisi semakin tidak terkendali, pihak berwajib dan suporter tampak saling serang dengan aksi lempar benda, saling pukul, hingga penyemprotan gas air mata.
Puluhan kali gas air mata disemprotkan ke arah suporter, hingga keadaan makin ricuh dan suporter berlarian mencari jalan keluar dengan keadaan panik.
Keadaan di dalam dan luar stadion Kanjuruhan saat tragedi tersebut terlihat sangat mencekam, dengan banyaknya korban yang berjatuhan.