Tak lama setelah putusan itu, agen federal mengantar Djokovic, yang tidak divaksinasi COVID-19, ke bandara di Melbourne, tempat ia naik penerbangan Emirates menuju Uni Emirat Arab.
Baca Juga: Persib Bandung vs Borneo FC, Harus Curi Poin dari Borneo, Duo Striker Ini Patut Diwaspadai
Sebelum keberangkatannya, Djokovic mengatakan dia “sangat kecewa” dengan keputusan pengadilan Australia, tetapi mengatakan dia menghormati keputusan itu.
“Saya tidak bisa tinggal di Australia dan berpartisipasi di Australia Terbuka,” Sebut Djokovic dalam sebuah pernyataan.
“Saya tidak nyaman karena fokus minggu-minggu terakhir ini ada pada saya dan saya berharap kita semua sekarang bisa fokus pada permainan dan turnamen yang saya sukai,” tambahnya.
Perjuangan 11 hari yang sensasional atas status vaksinasi COVID-19 Djokovic telah mengakhiri mimpinya untuk memenangkan rekor Grand Slam ke-21 di Australia.
Para hakim mendengarkan setengah hari hukum yang penuh semangat bolak-balik tentang dugaan risiko yang ditimbulkan oleh Djokovic.
Tim hukum berkekuatan tinggi sang pemain menggambarkan upaya Australia untuk mendeportasinya sebagai "tidak rasional" dan "tidak masuk akal", tetapi terkadang mereka menghadapi pertanyaan yang tajam.