Network
INFOSEMARANGRAYA.COM – Bintang Emon menanggapi kasus kekerasan seksual yang dilakukan pemilik pesantren kepada 13 santriwatinya, bahkan 5 diantaranya sudah melahirkan. Ia menyatakan bahwa kekerasan seksual adalah salah lelaki.
Melalui unggahan video singkat di laman Twitter @bintangemon, 9 Desember 2021, komika satu ini memberikan tanggapannya mengenai siapa yang harus dikendalikan dan disalahkan dalam kasus kekerasan seksual.
Bintang Emon menyatakan bahwa andil utama dalam kejahatan seksual adalah pihak lelakinya, dan penyidik tidak perlu memojokkan korban dengan pertanyaan-pertanyaan menghakimi.
Baca Juga: Kasus Pelecehan Seksual di UNNES Tinggi, BEM UNNES: Kebanyakan Korban Tak Berani Melapor
“Bahwa andil utama, salah dalam kejahatan seksual itu mah laki-lakinya. Lah itu yang di pesantren badanya kurang ketutup bagaimana?”ucap Bintang Emon menanggapi bahwa kekerasan seksual yang terjadi dalam kasus tersebut adalah kesalahan pihak lelaki.
Pasalnya, alasan kekerasan seksual yang dilandasi karena pihak korban atau perempuan menggunakan pakaian terbuka dan menggoda terbantahkan dengan bukti bahwa lebih banyak korban kekerasan seksual adalah mereka yang menggunakan hijab dan berpakaian tertutup.
Bintang Emon juga membahas mengenai pembelaan laki-laki soal perempuan yang keluyuran di malam hari adalah alasan mereka menjadi korban. Ia menyatakan bahwa kekerasan seksual tersebut terjadi dalam rumah, tidak di luar.
Baca Juga: Kasus Kekerasan Seksual Merebak, Warganet Minta Pemerintah Legalkan Hukuman Kebiri
Dengan guyonan khasnya, Bintang Emong mengingatkan bahwa, dalam kasus kekerasan seksual, yang harus dikendalikan bukanlah perilaku perempuan sebagai korban, melainkan nafsu lelaki sebagai pelaku yang harusnya dikendalikan.
“Harus sampai gimana perempuan-perempuan kita harus jaga diri? Badannya harus ditutupin kain berlapis-lapis, sampai kaya gulungan bahan di Tanah Abang? Atau dirumah sendiri kita harus menyewa satpam, biar ngerasa aman?”ucap Bintang Emon mempertanyaan usaha perempuan dalam menjaga diri dari tindakan kekerasan seksual.
