Network
INFOSEMARANGRAYA.COM - Kim Garam LE SSERAFIM dikabarkan hiatus untuk sementara waktu dari aktifitasnya di dalam grup tersebut.
LE SSERAFIM sendiri merupakan girl grup yang baru saja debut pada 2 Mei 2022 dengan judul lagu Fearless, hingga akhirnya muncul berita bahwa Kim Garam pernah melakukan tindakan pembullyan.
Kim Garam merupakan idol dari agensi Source Music dan HYBE Entertaiment yang dimana saat ini masih melakukan promosi untuk album debutnya itu bersama member LE SSERAFIM lainnya.
Tanggal 20 Mei 2022, HYBE dan Source Music umumkan bahwa Kim Garam memutuskan untuk hiatus sementara waktu karena kontroversinya tersebut.
Baca Juga: Viral! Video Tentang Suasana Interview Kerja di Cimory, Begini Beragam Respon dari Warganet
Sebagaimana yang kita tahu, hidup sebagai idol di Korea Selatan itu harus memiliki citra yang baik karena jika idol tersebut tersandung oleh satu masalah saja, maka akan berpengaruh besar terhadap karirnya tersebut.
Kim Garam sendiri dikabarkan telah melakukan pembullyan sejak ia masih duduk dibangku SMP, hingga berita terbarunya terdapat korban yang siap membawa kasus tersebut ke jalur hukum.
Korban tersebut dikabarkan sangat stress ketika dibully oleh Kim Garam hingga ingin mengakhiri hidupnya saja, dilansir dari xportsnews korban menceritakan sedikit bagaiama kronologinya.
“Saya diserang oleh Kim Garam dan teman-temannya dari akhir April hingga awal Mei 2018, dan setelah itu, saya dipindahkan ke sekolah lain setelah satu atau dua minggu karena saya tidak tahan lagi dengan intimidasi kelompok mereka” ungkap korban pembullyan tersebut.
Baca Juga: Film KKN di Desa Penari Sukses Besar, Rumah Tempat Syuting FIlm Itu Dijual, Berapa Harganya?
Setelah berita ini muncul, tak sedikit warganet yang meminta untuk mengelurkan Kim Garam dari grup LE SSERAFIM itu.
“Ayo majuuu, lengserkan garam” tulis satu warganet
“Lebih baik dikeluarin aja, kasian member lain nanti kena dampak kasus ini” tulis warganet lainnya
Dari pihak korban sendiri mengatakan bahwa, “Kami juga sedang mempertimbangkan untuk merilis pernyataan rinci korban tentang kekerasan sekolah yang mengerikan pada saat itu dan pesan yang berisi bahasa kasar untuk memanggil korban ke lokasi penganiyayaan kelompok mereka”, jika HYBE terus menyangkal.***
