Depresi Karena COVID-19? Ini Cara Mengatasinya

13 Februari 2021, 19:17 WIB
Ilustrasi depresi /canva.com

INFOSEMARANGRAYA.COM - dr. Era Catur Prasety, salah satu psikiater dari Persatuan Dokter Sepesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) usulkan terapi kogintif perilaku atau cognitive behavioral therapy (CBT) untuk pasien COVID-19.

Menurut Era, terapi yang berbasis spiritual ini dapat berperan dalam memulihkan tekanan stress berat yang dialami pasien selama menyandang status positif COVID-19.

"CBT yang dilakukan berorientasi meningkatkan faktor protektif kita. Salah satu cara untuk membantunya pulih dari depresinya (adalah) meningkatkan faktor protektifnya, salah satunya spiritualnya," jelas Era.

Baca Juga: Kak Seto Idap Penyakit Kanker Prostat, Keluarga Terkejut dan Khawatir

Era juga menerangkan bahwa sitiap orang depat mengalami depresi sekalipun tidak mengalami peristiwa yang traumatis.

Salah satunya dikarenakan adanya beberapa faktor genetik dan kerentatan sisi psikologis masing-masing.

Dari situ, CBT dapat membantu tenaga kesehatan untuk mengubah pemikiran pasien guna memperbaiki perasaan dan memberikan ketenangan.

Baca Juga: Wapres Ma'ruf Amin Bilang Tidak Cerdas Jika Banjir Berulang Kali

Terapi CBT yang dilakukan, menurut Era sama halnya seperti obat-obatan yang bertujuan untuk menenangkan.

Dalam prosesi terapi, terdapat sepuluh sesi yang harus dilakukan.

Pertama, membina raport. Pada sesi ini tenaga kesehatan mencoba mendengarkan keluhan pasien atas hal-hal yang membuatnya merasa terbebani.

Baca Juga: Ini Mentor Youth With You Temani Lisa BLACKPINK, Ada Penyanyi Legendaris

Contohnya pasien melaporkan merasa terbebani dengan kata-kata 'semangat' atau 'kamu bisa' di saat kondisi mereka benar-benar lelah.

Kedua, aktivasi perilaku. Tenaga kesehatan menunjukan perilaku pasien yang dapat mempengaruhi kognitifnya atas masalah.

Pada sesi ketiga hingga keenam adalah meidentifikasi pikiran yang tidak membantu, menantang pikiran yang tidak berguna, menerima kehilangan, dan koping dengan ketahanan spiritual dan emosi negatif.

Baca Juga: Alasan Raffi Ahmad dan Agnes Monica Dilirik Maju Pilgub DKI

Ketujuh hingga kesembilan adalah sesi bersyukur dan meningkatkan hubungan sosial dan spiritual, lalu altruisme dan refleksi diri serta pertumbuhan spiritual.

Kesepuluh, sesi pencegahan kambuhnya depresi dengan mengembangkan tujuan dan memahami makna hidup.

"Kunci dalam CBT adalah journaling atau menulis jurnal menggunakan kertas dan pulpen untuk mengembalikan seseorang pada kesadarannya. Kami berikan pengalaman baru, ingatan baru bahwa cara menghadapi trauma akan berbeda," ungkap Era.***

Editor: Alfiansyah

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler